Sabtu, 11 Desember 2010

@KARYA TULIS ILMIAH@ “PENGGUNAAN MICROSOFT POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS 9A DI SMPN 1 NGRAHO TAHUN PELAJARAN 2009-2010 PADA MATERI POKOK FUTSAL TEHNIK PENYERANGAN”.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Teknologi lahir dan berkembang dari peradaban manusia, hal ini seiring dengan berkembangnya pola pikir manusia yang pada hakekatnya manusia adalah makhluk berfikir. Dalam mempertahankan eksistensinya, manusia selalu berusaha untuk meneliti, mencermati yang akhirnya terciptalah Teknologi. Perkembangan teknologi telah memasuki berbagai sektor kehidupan, tak ada satupun yang bisa menghindar dari realitas ini. Pendidikan misalnya, Pendidikan merupakan sektor yang langsung menerima dampak dari perkembangan teknologi. Karena pendidikan merupakan tonggak dari kemajuan bangsa.
Teknologi tidak hanya sebatas di nikmati, akan tetapi bagaimana kita harus bisa memanfaatkan teknologi tersebut. Selanjutnya guru dituntut untuk dapat memanfaatkan serta mau belajar mengerti, memahami dan mampu menggunakan teknologi. Hal ini merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi guru yang berada di daerah / pedalaman, Para guru diharapkan bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam menyampaikan pembelajaran, dengan model pembelajaran yang interaktif di dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan jalan menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran. misal : penggunaan komputer, LCD Proyektor, jaringan Internet, dan teknologi lainnya yang dapat digunakan dalam KBM.
Di samping kelebihan dan keuntungan dari pembelajaran dengan komputer, ada pula kekurangan dan hambatannya. Hambatan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran antara lain adalah: hambatan dana, ketersediaan piranti lunak dan keras komputer, keterbatasan pengetahuan tehnis dan teoris dan penerimaan terhadap tehnologi. Hal ini jelas akan mempengaruhi proses pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Belajar dari realita diatas, Penulis melakukan observasi yang penulis lakukan di kelas 9A SMPN 1 Ngraho, yaitu pembelajaran materi olahraga. Adapun hasil yang didapat minat belajar anak untuk mengikuti proses pembelajaran yang cenderung bersifat informatif atau hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru, dan siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sangat kurang. Demikian juga siswa belum sepenuhnya menyukai pembelajaran materi olahraga, yang disebabkan oleh kurangnya minat belajar maupun kreativitas yang dimiliki siswa.. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2004: 82), yang menyatakan: pelajaran berjalan lancar bila ada minat dan apabila anak-anak malas belajar, mereka akan gagal karena tidak adanya minat.
Dengan melihat permasalahan – permasalahan yang ada, memungkinkan untuk menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik dengan menggunakan media komputer, guna meningkatkan minat belajar siswa secara optimal dengan harapan dapat dicapai hasil belajar yang lebih baik.
Dari penyampaian hal – hal diatas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul judul “PENGGUNAAN MICROSOFT POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS 9A DI SMPN 1 NGRAHO TAHUN PELAJARAN 2009-2010 PADA MATERI POKOK FUTSAL TEHNIK PENYERANGAN”.

B. PERMASALAHAN
Berdasarkan hal-hal di atas yang telah diuraikan, maka permasalahan yang timbul adalah “ Apakah pembelajaran menggunakan media pembelajaran Microsoft powerpoint dapat meningkatkan minat belajar siswa?”

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas 9A SMPN 1 Ngraho dengan menggunakan media pembelajaran Microsoft powerpoint pada materi pokok Futsal tehnik penyerangan.

D. MANFAAT
1. Berguna bagi penulis dalam mengoptimalkan pembuatan model pembelajaran.
2. Bagi guru lainnya dapat membuat model pembelajaran seperti yang di lakukan dalam penelitian ini.
3. Bagi Sekolah di harapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas dengan memberikan sarana prasarana yang di butuhkan guru dalam PBM.

E. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari timbulnya kesalahpahaman dalam penafsiran dari judul skripsi ini, maka perlu dibuat penegasan istilah sebagai berikut:
1. Media
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997).
2. Microsoft Powerpoint
Microsoft Powerpoint 2000 adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.
4. Futsal
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola menggunakan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakekat Media Pembelajaran.
Sampai saat ini media pembelajaran belum berkembang dengan optimal. Salah satu kendalanya adalah kurang dikuasainya teknologi oleh para guru. Sedangkan guru adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus mampu meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar. Menurut (Bovee, 1997).Media adalah : “sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”.
Penggunaan media harus juga memiliki kriteria keefektifannya. Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983). Kreterianya adalah :
1. Biaya, biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu.
2. ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik,
3. kecocokan dengan ukuran kelas,
4. keringkasan,
5. kemampuan untuk dirubah,
6. waktu dan tenaga penyiapan,
7. pengaruh yang ditimbulkan,
8. kerumitan
9. kegunaan.
Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.
Disamping kriteria diatas ada juga kriteria lain yang perlu di perhatikan. Untuk menarik minat pembelajar media harus mempunyai tampilan yang artistik maka, estetika juga merupakan sebuah kriteria. Disamping itu media harus mempunyai fungsi secara keseluruhan. Media yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah proses pembelajaran dia akan merasa telah belajar sesuatu.
Semua itu tak akan berjalan baik bila sarana dan prasarana yang di perlukan tidak memadai. Karena dengan sarana prasarana yang memadai akan sangat menunjang keberhasilan pengajaran, misalnya fasilitas gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, alat peraga dan lain-lain.
Seperti yang dikatakan oleh (Nasution, 1990) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi utama, yaitu :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis hanya dalam bentuk kata-kata atau lisan belaka.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indra seperti objek terlalu besar dapat digantikan dengan gambar, film, atau model.
3. Dengan menggunakan media pengajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa, dan
4. Dengan sikap yang unik untuk tiap siswa dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum materi pelajaran yang ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan jika harus diatasi sendiri.

B. Hakekat Pembelajaran dengan komputer.
Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi dan menyenangkan, yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda. Dengan penggunaan komputer dan LCD Proyektor misalnya, maka pembelajar akan mendapat pembelajaran yang jauh lebih menarik, apalagi bila di sambungkan dengan jaringan Internet. Pembelajar tidak hanya menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan kreativitas. Dengan demikian pembelajaran itu sendiri akan meningkat.
Lee merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran (Lee, 1996) Alasan-alasan itu adalah :
pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.
Adapun definisi dari multimedia itu sendiri menurut berbagai sumber antara lain :
1. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video (Robin dan Linda, 2001)
2. Multimedia dalam konteks komputer adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. (Hofstetter 2001)
3. Multimedia merupakan kombinasi dari data text, audio, gambar, animasi, video, dan interaksi (Zeembry, 2008)

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang dan diciptakan agar tampilannya dapat memiliki fungsi menginformasikan suatu pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya (Ahmad Tulus prabowo,S.Pd, 2009)

C. Hakekat Minat Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat seperti halnya.
Jersild dan Tasch dalam Nurkancana, W. & Sunartana (1986: 229) menekankan bahwa :
Minat/interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu.

Sedangkan menurut Doyles Fryer dalam Nurkancana, W. & Sunartana (1986: 229) minat adalah :
Gejala psikis yang berkaitan dengan objek/aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

Walaupun minat/interest didefinisikan secara berbeda-beda, tetapi minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, objek, aktivitas dan situasi. Selain itu, minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan merupakan faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya.
Maka, minat sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Untuk belajar anak-anak tidak perlu mendapatkan dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya.
Indrafachrudi, Soekarto (1970: 96) dalam bukunya menyatakan bahwa :
prinsip umum dari minat ialah bahwa minat seorang anak itu berpusat pada aktivitas yang menimbulkan kepuasan yang mengurangi ketegangan (tension). Sehingga, apabila aktivitas yang dilakukan oleh anak menarik perhatiannya, maka akan timbul minat pada anak tersebut dan mendapat suatu kepuasan.

Adapun aspek-aspek minat dalam belajar adalah kesenangan, kemauan, kesadaran, dan perhatian. Tanpa adanya aspek-aspek tersebut, tidak akan didapatkan hasil belajar siswa yang optimal. Akan tetapi, dalam pengukuran minat, aspek kesenangan tidak penulis sertakan.
Adapun peranan dan fungsi minat dalam belajar adalah:
1. Minat sebagai pendorong yang mengarahkan perbuatan seseorang dalam beraktivitas.
2. Minat dapat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap masalah yang dihadapi.
3. Minat sebagai pembantu dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam mencapai suatu kematangan dan kedewasaan serta cita-cita.
Disamping itu, ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak, antara lain adalah :
a. Untuk meningkatkan minat anak-anak.
b. Untuk memelihara minat yang baru timbul.
c. Untuk mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.
d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan studi/pekerjaan yang cocok baginya.
Menurut Nurkancana, W. & Sunartana (1986: 233), salah satu metode pengukuran minat adalah :
Dengan menggunakan kuesioner yang di dalamnya berisi tentang pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan keadaan siswa yang harus dipilih dan kuesioner jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu.

Dari pilihan tersebut dalam tiap pernyataan akan menghasilkan skor yang mencerminkan minat.
Minat termasuk ranah afektif yang menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi yang optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu pelajaran diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu setiap guru harus mampu membangkitkan minat semua siswanya terhadap mata pelajaran yang diajarkan guru.
Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara berikut:
1. Membangkitkan suatu kebutuhan siswa (kebutuhan untuk menghargai keindahan, memperoleh penghargaan, dsb).
2. Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman yang lampau.
3. Memberi kesempatan siswa untuk mendapat hasil yang baik.
4. Menggunakan pelbagai bentuk mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, demonstrasi, dsb).
Dari penjelasan di atas, maka supaya minat siswa dapat dibangkitkan untuk memperoleh hasil yang baik, guru perlu mengusahakan cara-cara tersebut di atas.

D. Tinjauan Tentang Microsoft Powerpoint 2000
Microsoft Powerpoint 2000 adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemrogramer. Dengan ikon yang dikenal dan pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori. Pengajar atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk membuat presentasi namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran apa saja. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik. Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan internet.

E. Hakekat Olahraga Futsal
FUTSAL adalah permainan bola yang dimainkan oleh 5 pemain dalam 1 timnya dimana tiap anggota tim bertujuan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan begitu juga sebaliknya yaitu mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan bola (gol). Istilah Futsal pada dasarnya berasal dari Spanyol Football yang dikenal dengan nama Futbol kemudian dinamakan Futsal dimana sal berarti ruangan yang diambil dari bahasa Prancis (salon), atau bahasa Spanyol ( sala )
Menurut Kamus Pintar Futsal (2005: 22),
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing bernggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diijinkan memiliki pemain cadangan.

Menurut Roeslan Hatta (2003: 9)
Olahraga futsal merupakan olahraga sepak bola mini yang dilakukan dalam ruangan dengan panjang lapangan 38-42 meter dan lebar 15-25 meter. Dimainkan oleh 5 pemain termasuk penjaga gawang.

Menurut Justin Lhaksana (2004: 19)
Sebelum berkembang menjadi cabang olahraga yang kedudukannya sejajar dengan sepakbola rumput, futsal ditekuni sebagai sarana pengarahan dan pembentukan para pemain muda yang ingin berkarir dalam bidang futsal.


Sejarah Futsal berasal dari Montevideo ( Ibu kota Uruguay) pada tahun 1930. Juan Carlos Ceriani menyelenggarakan pertandingan sikulit bundar dengan pemain 5 lawan 5 dimainkan di lapangan yang mirip dengan lapangan Basket. Sebenarnya pada tahun 1854 permainan ini telah sering dimainkan di Canada. Kemudian pada tahun 1930-an dikembangkan oleh Juan Carlos Ceriani .
Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Serikat, terutama di Brasil.Keunikan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dari gaya terkenal dunia yang diperlihatakn pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya difutsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan dibawah perlindungan FIFA diseluruh dunia, dari Eropa hinga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, Osenia.
Pertandingan futsal internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paragua menjuaraiPiala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkan lagi pada perebutan berikutnya tahun 1984.
Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun pd 1984
Sedangkan kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua pada tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia.

Pola Permainan Futsal
Bermain Futsal tidak jauh berbeda dengan bermain Sepakbola pada umumnya, butuh kekuatan stamina, mental dan strategi. Ada sedikit perbedaan mendasar dalam hal pola permainan dan pengaturan serangan. Pola permainan dalam Futsal banyak didominasi permainan kaki ke kaki, maksudnya pengaturan dalam bertahan, maupun menyerang lebih banyak dilakukan dengan umpan-umpan pendek, mengingat ukuran lapangan yang lebih kecil dibanding lapangan sepakbola. Dengan pola seperti ini skill dan kekompakan tim terutama dalam mengolah bola, mengumpan, menjaga pertahanan dan menyerang ke daerah lawan sangat diperlukan.
Didalam Futsal jarang sekali diterapkan umpan-umpan panjang, strategi ini hanya buang-buang energi, disamping itu juga tidak mencerminkan permainan yang baik dan enak dilihat . Namun demikian, bukannya hal tersebut dilarang atau tidak disarankan, tinggal kembali kepada individu sendiri, mau bagaimana memainkan permainan Futsal tersebut.
Jarangnya teknik-teknik tersebut diterapkan, hal ini lebih kepada bisa terciptanya pola permainan yang cantik, enak dilihat serta proses gol yang indah. Begitu juga dengan heading bola, gol-gol yang tercipta dengan kepala bisa lebih terlihat bagus dan enak untuk dilihat, terlebih jika proses penyerangan tersebut dilakukan dengan pola penyerangan terstruktur. Nah sekarang tinggal bagaimana kita membuat suatu pola dan strategi bermain yang bagus, untuk hal itu tentunya ada beberapa hal yang menjadi fokus utama dalam menciptakan pola permainan yang bagus.

a. Penguasaan terhadap bola.
Untuk melatih penguasaan bola tahap pertama adalah dengan memfokuskan pada kekuatan dan kelincahan dalam pergerakan kaki, sebagaimana saya jelaskan dalam artikel Tips warming up sebelum bermain futsal, pemanasan sangat diperlukan, lakukan sesering mungkin dribling untuk menselaraskan pergerakan kaki dan arah bola, bisa dilakukan dengan variasi zig-zag.

b. Komposisi Pemain.
Untuk membentuk tim yang bagus, cermati skill tiap-tiap pemain dalam hal penguasaan bola, pengaturan serangan dan menyerang.Tempatkan pemain yang memiliki model pergerakan kaki yang rapat sebagai pemain bertahan, rapat di sini maksudnya model pergerakan kakinya yang tidak terlalu panjang, hal ini bisa lebih berguna untuk menghambat laju pergerakan bola lawan, dan sebaliknya tipe pemain dengan pergerakan panjang lebih bisa dimanfaatkan sebagai penyerang. Untuk pemain tengah dibutuhkan sosok yang memiliki kemampuan mengatur serangan dan yang lebih diutamakan adalah kemampuan stamin yang paling prima, mengingat posisinya memungkinkan melakukan penyerangan dan bertahan.

c. Teknik dan Pola Permainan.
Jumlah pemain Futsal bisa dilakukan 5 atau 6 orang termasuk penjaga gawang. Penempatan pemain yang pas menurut karakter dan gaya permainan masing-masing posisi akan lebih menyeimbangkan pola dalam bertahan maupun menyerang.

d. Attack (Penyerangan) :
Kontrol bola adalah kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola antar pemain dalam tim merupakan element yang sangat penting dalam penyerangan. Pergerakan tanpa bola juga merupakan element penting lainnya. Memberikan umpan bola ke teman se-tim kita lebih dari satu cara /model sehingga umpan-umpan bola bisa lebih bervariasi, ada banyak cara model penyerangan dalam Futsal. Dalam permainan Futsal tidak boleh bermain terlalu kaku, gunakan imajinasi, spontanitas, skill dan kreativitas. Pola system penyerangan yang umum dipakai yakni 2-2 (kotak), 3-1 atau 4-0.

E. Defence (Pertahanan) :
Objektivitas sebuah pertahanan dalam Futsal adalah mencegah lawan dalam upaya menjebol gawang kita, disamping itu juga berusaha untuk merebut bola dari lawan. Dua hal tersebut saling berhubungan dan sangat erat sekali kaitannya. Sebagian besar pemain Futsal banyak melakukan tendangan ke arah gawang di daerah “D” Zone, maka dari itu daerah “D Zone” harus dijaga dengan ketat. Area ditengah harus menjadi perhatian penuh dibanding area dari samping, karena probabilitas proses gol banyak tercipta dari area tengah. Ada 2 pola system pertahanan, yakni 2-2 (bentuk kotak) dan 1-2-1. Penjaga gawang menjadi baris terakhir dalam menjaga pertahanan dan harus lebih agresif dalam menghalau bola dari serangan-serangan lawan.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian, rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan ada atau tidaknya korelasi antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar pada bidang studi Olahraga kelas 9A SMPN 1 Ngraho dengan menggunakan media pembelajaran Microsoft Powerpoint. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 9A SMPN 1 Ngraho yang berjumlah 32 orang.
Adapun rincian jumlah subyek penelitian adalah 5 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner. tertutup dan tes hasil belajar pada bidang studi Olahraga. Analisis data yang digunakan adalah persentase.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan bahwa:
(1) Terdapat korelasi positif yang signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar pada bidang studi Olahraga kelas 9A SMPN 1 Ngraho. Hal ini terbukti dari perhitungan analisis korelasi menunjukkan angka sebesar ……., lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel yaitu ……. pada taraf signifikan 5%; (2) terdapat korelasi positif yang signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar pada bidang studi Olahraga kelas 9A SMPN 1 Ngraho. Hal ini terbukti dari perhitungan analisis korelasi menunjukkan angka sebesar ……, lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel yaitu …… pada taraf signifikan 5%;
(3) Terdapat korelasi positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar pada bidang studi Olahraga kelas 9A SMPN 1 Ngraho. Hal ini terbukti dari perhitungan analisis korelasi menunjukkan angka sebesar ……, lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel yaitu ….. pada taraf signifikan5%.
Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara sub-sub variabel minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas 9A SMPN 1 Ngraho pada bidang studi Olahraga.
Secara keseluruhan penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas 9A pada pembelajaran materi pokok Futsal semester I tahun ajaran 2009/2010 di SMPN 1 Ngraho. Semakin tinggi minat belajar siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar yang akan diperolehnya.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Microsoft powerpoint dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, guru di tuntut untuk menggunakan media pembelajaran. Dengan menggunakan media, materi pembelajaran akan lebih mudah tersampaikan dan dapat diserap lebih baik dari pada pembelajaran tanpa menggunakan media.
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas

B. Saran - saran
Berdasarkan temuan penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
(1) Orang tua, hendaknya terus menjadi motivator bagi anak-anaknya untuk mendorong prestasi belajarnya agar dapat memperoleh hasil yang maksimal;
(2) Siswa, hendaknya lebih meningkatkan minat belajar karena Minat yang timbul dari kebutuhan diri akan merupakan faktor pendorong bagi diri sendiri dalam melaksanakan usaha.
(3) Guru, sebagai pemegang peranan penting dalam pendidikan dan pengajaran dapat meningkatkan ketrampilan mengajarnya dalam proses belajar mengajar dikelas yang memungkinkan siswa memiliki minat belajar;

DAFTAR PUSTAKA



Bovee, Courland. 1997. Business Communication Today, Prentice Hall: New York.
Hubbard, Peter et al. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford
Nasution. 1990. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Lee, Kwuang-wu. 2000. English Teachers’ Barriers to the Use of Computer-assisted Language Learning. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No. 12, December 2000. http:/www.aitech.ac.jp/~iteslj/
Robin,Linda, 2001 Pengantar multimegia untuk media pembelajaran.
Hofstetter 2001, Multimedia Literacy, 3rd Ed
Zeembry, 2008, Multimedia sebagai media pembelajaran interaktif
Nurkancana, W & Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Indrafachrudi, Soekarto. 1970. Pengantar Psikologi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.
Roeslan Hatta (2003: 9) Taktik permainan Futsal
Justin Lhaksana (2004: 19) Olahraga Futsal

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku ummatnya.
Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan BINSEL CAKEPSEK SD/SDLB, SMP, SMA dan SMK Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro. Penulis mengambil judul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KLS 9 DI SMPN 1 NGRAHO”.
Penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada :
1. Bpk Drs. H. Zainuddin, MM, selaku Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro beserta jajarannya yang telah mengadakan BINSEL CAKEPSEK.
2. Drs. Mintarto, M.Pd, selaku Kepala SMPN 1 Ngraho.
3. Teman-teman guru SMPN 1 Ngraho yang telah ikhlas memberi semangat pada saya untuk mengikuti seleksi.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa Karya tulis ini baik isi maupun susunannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun terhadap Karya tulis ini saya terima dengan senang hati.
Semoga Karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi semua pihak.
Ngraho, 8 September 2009
Penulis

DAFTAR ISI


1. Kata Pengantar …………………………………………………
2. Abstraksi ……………………………………………………….
3. Daftar Isi ……………………………………………………….
4. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………….
B. Permasalahan ………………………………………….
C. Tujuan ………………………………………….
D. manfaat ………………………………………….
E. Penegasan Istilah ………………………………………..
5. BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Media Pembelajaran ...........................................
B. Definisi Pembelajaran dengan komputer .........................
C. Definisi Minat Belajar ……..............................................
D. Tinjauan Tentang Microsoft Powerpoint 2000 ………….
E. Definisi Olahraga Futsal …………………………………
6. BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ……. ……………………………..
B. Teknik-teknik Pengumpulan Data ~
1. Observasi ……………………………………………
2. Wawancara ………………………………………….
3. Dokumentasi ………………………………………...
C. Hasil Penelitian dan Pembhasan ~
a. Media Pembelajran ………………………………….
b. Metode Pembelajaran ……………………………….
c. Ice Breaking …………………………………………
7. BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………
B. Kelemahan Penelitian. …………………………………..
C. Saran – saran …………………………………………….
8. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..
9. LAMPIRAN – LAMPIRAN

Tidak ada komentar: